Selasa, 28 Oktober 2014

SEJARAH KENTANG INDONESIA

Sejarah kentang Indonesia. Pertama, pada jaman Hindia Belanda dikenal varietas Eghenheimer, kemudian menyusul varietas Bevelender, Voran, Profijt, Marinta, Pimpernel, dan Intje. Mungkin varietas inilah yang sekarang dikenal sebagai kentang lokal untuk masing-masing daerah.
sejarah-kentang-indonesia
Salah satu lahan kentang kami di Batur Dieng Jawa tengah


Setelah itu, tidak bermunculan lagi varietas baru sampai dicanangkannya. Pembangunan Lima Tahun (tahun 1969). Pada tahun tersebut berdatangan kentang-kentang baru, seperti :

1. Alpha

Tanamannya berbatang kuat-sedang, daunnya rimbun, bunganya berwarna ungu, dan bisa berbuah. Sangat peka terhadap penyakit phythtora infestans dan virus daun menggulung. Namun tanaman ini tahan terhadap penyakit kutil. Umbinya bulat sampai bulat telur, mempunyai keseragaman tinggi, bermata dangkal, dan dagingnya berwarna kuning muda. Varietas ini berumur sedang-tinggi.

2. Catella

Varetas ini berbatang kecil, agak lemah, dan berdaun rimbun. Bunganya putih dan sulti berbuah. Tanaman ini peka terhadap penyakit phythtora infestans. Di daerah Pengalengan dan Lembang (Jawa Barat), catella tidak tahan pada musim hujan (iklim basah). Umbinya bulat, seragam, bermata dangkal, dan dagingnya berwarna kuning. Varietas ini tergolong genjah-sedang (panen umur 100 hari).

3. Cosima

Batangnya besar, agak kuat, dan daunnya rimbun. Bunganya berwarna ungu dan tidak pernah berbuah. Tanaman agak tahan terhadap penyakit phythtora infestans, dan agak peka terhadap virus daun menggulung. Di daerah Pengalengan dan Lembang (Jawa Barat), cosima lebih tahan hujan (iklim basah) dibandingkan dengan catella. Varietas ini berumur 110 hari dan tergolong sedang-tinggi.

4. Dasiree

Varietas ini berbatang besar, kuat, berwarna kemerah-merahan, berdaun agak rimbun dan berbunga ungu dan mudah berbuah. Tanaman ini peka terhadap penyakit phytophtora infestans, penyakit layu, dan virus menggulung, tetapi tahan penyakit kulit. Umbinya bulat sampai bulat telur, bermata dangkal, kultinya berwarna merah, dan dagingnya kuning cenderung kemerah-merahan. Varietas ini berumur sedang (100 hari).

5. Granola

Varietas ini tergolong unggul karena produktivitasnya bisa mencapai 30 ton / hektar. Dari jumlah ini, 20 ton berkualitas baik, 5 ton berkualitas sedang, 4 ton kualitas campur, dan 1 ton kualitas rindil. Selain keunggulan itu Granola juga tahan terhadap varietas kentang lain bisa 30%, tetapi Granola hanya 10%. Umur panen normal 90 hari, meskipun umur 80 hari sudah bisa dipanen.

6. French Fries

Umbi varietas ini terbagi atas 2 yaitu kentang panjang dan kentang bulat.

Kentang panjang

Kini tahan penyakit kentang umumnya, terutama phytophtora. Namun, cukup peka terhadap virus dan Thrips. Kepadatan umbinya mencapai 22-34% (granola hanya 18%). Kadar gulanya rendah, warna daging umbi putih dan bila digoreng menjadi kuning. Panjang umbi bisa mencapai 4 cm, lebarnya 8 cm, dan diameternya 6 cm. mata tunasnya dangkal sehingga tidak menyulitkan bila akan pecah, diambil tunasnya, untuk ditanam.

Kentang bulat

Memiliki ciri umbinya seperti kentang panjang, hanya saja bentuknya membulat. Umur panen lebih rendah yaitu hanya 90 hari. Yang membedakan dengan kentang panjang, kentang ini bisa ditanam di dataran yang lebih rendah, di bawah 1.00 m dpl.

7. Varietas-varietas lain


  • - Marita
  • - Draga
  • - Thung I
  • - Diamat
  • - Cardinal
  • - Premiere
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

2 komentar :

Item Reviewed: SEJARAH KENTANG INDONESIA Rating: 5 Reviewed By: Unknown
Scroll to Top